Suasana Taman Baca

Suasana Taman Baca Multatuli saat sedang dipenuhi anak-anak sekitar.

Membaca Multatuli

Pak Ubai sedang membacakan novel multatuli dan anak-anak serius mendengarkan

Membaca di Alam

Nampak anak-anak sedang membaca buku di bawah rindangnya pohon.

Serius membaca

Nampak anak-anak sedang serius membaca buku dan beberapa sedang bergurau.

Reading Multatuli

TAMAN BACA MULTATULI merupakan komunitas belajar independen. Yang mengadakan berbagai aktivitas berhubungan dengan pustaka, seni-sastra, jurnalistik, seni rupa, dan drama.

Multatuli dijadikan nama taman baca ini sebab secara historis, dia “aku yang banyak menderita” ini pernah menjadi Asisten Residen di Lebak tahun 1856. Selain itu, aktivitas yang memulai di taman baca ini yaitu pembacaan novel Max Havelaar yang merupakan salah satu karya Multatuli. Novel yang menyuarakan pembelaan terhadap rakyat tertindas. Novel yang ditulis Multatuli setelah terjadinya “insiden Lebak”.

Kabar terbaru

  • The Legacy of Multatuli in Indonesia
    This festival showcases a wide array of artistic and cultural expressions inspired by Max Havelaar. There’s a buffalo parade, reflecting the deep loss experienced by a young couple from Lebak, Saidjah and Adinda, as victims of colonial injustice in Max Havelaar. There are theatrical performances based on Max Havelaar, symposia on postcolonial ideas and reinterpretations of the novel, and film festivals that help young people in Lebak delve deeper into cinematography. We also staged an opera titled Saidjah and Adinda features real buffaloes on stage.
  • Multatuli di Indonesia
    Museum Multatuli memiliki tagline “Museum Antikolonial Pertama di Indonesia”. Memiliki tujuh ruangan dengan benang merah pada novel Max Havelaar yang terkenal. Ruangan pertama selamat datang. Ruang kedua masuknya kolonialisme ke Nusantara. Ruangan ketiga tanam paksa. Ruang keempat Multatuli dan karyanya. Ruang kelima tentang Banten. Ruang keenam Lebak, dan terakhir Rangkasbitung di ruang ketujuh.
  • Galeng Mencari Idayu
    Ladalillah, di pertemuan pekan ke-31 ini kami malah menemukan percakapan panjang antara Idayu dan Pada.
  • Bandar Banten
    Sore Rabu itu, 14 Mei 2025. Ini pekan ke-32 kami membaca novel "Arus Balik" karya Pram. Bacaan kami hinggap di Bab 27: Demak Bergolak.
  • Adipati Tuban Kesepian
    Ini pekan ke-33 #BacadiRangkas setiap Rabu senja di Museum Multatuli. Ini pekan ketika "Arus Balik" karya Pak Pram kami mamah di Bab 28. Bab dengan judul "Tuban dalam Suasana Baru".