Wiranggaleng Menuju Malaka

Pekan 36 Baca di Rangkas di Museum Multatuli Lebak
Rabu kemarin(11/06), pertemuan ke-36 Baca di Rangkas. Memasuki Bab 31: Kembali ke Malaka.
Menceritakan perjalanan Wiranggaleng bersama pasukannya menuju ke Malaka. Mereka terheran-heran karena disediakan jung-jung Tionghoa bukan Kapal Perang.
Sempat singgah di Jepara & bertemu Ratu Aisah serta diberi hadiah cicin milik Pangeran Unus almarhum yg digunakan saat menyerang Malaka dahulu. Menghindari bertemu dg armada Demak-Jepara di sekitar Bandar Banten. Serta memperhatikan arah armada itu yg tdk mengarah ke Malaka.
Setelah menempuh perjalanan panjang, kapal mereka tiba di Banda Aceh dan disambut oleh pasukan Aceh dan Bugis. Mereka berpesta & melakukan persiapan menuju Malaka. Setelah berdoa memohon keselamatan, seribu prajurit lbh 2 orang berangkat menuju Malaka dipimpin oleh Wiranggaleng.
Pasukan mendarat di Kp. Nelayan di bagian utara Malaka. Kampung tsb kosong ditinggalkan penduduknya. stl dicari & ditemukan di tgh hutan, penduduk diminta utk kembali ke kampung oleh para prajurit. Mereka menetap di kampung tsb sembari menunggu bantuan dari pasukan Semenanjung.
Kesiagan ditingkatkan dan jung-jung diperintahkan meninggalkan pelabuhan. Antisipasi yang dilakukan sembari menunggu bala bantuan datang. Sesuatu yg diharapkan tak kunjung datang, mereka memutuskan untuk bergerak ke selatan menuju pusat kekuasaan peranggi.
Minimnya perbekalan yang dimiliki dan berdasarkan hasil kesepakatan, akhirnya mereka mulai membuka lahan untuk dijadikan huma. Beberapa waktu kemudian mereka menemukan pasukan peranggi yang sedang menghancurkan kampung di dekat mereka. Bentrokan pun terjadi
Peranggi menggunakan musket yng bs menghancurkan hingga 10 orang sekaligus. Hal ini mendesak pasukan gabungan untuk bersembunyi & mencari momen yg pas untuk menyerang, yaitu saat peranggi sdh dekat. Pertarungan jarak dekat bisa dimenangkan, sisa pasukan peranggi melarikan diri...
Hasil dari bentrokan itu mereka bisa merampas senjata, alat masak maupun perbekalan peranggi. Strategi disusun kembali, pasukan dipecah menjadi dua. Satu pasukan melakukan pengejaran di malam hari yang dipimpin langsung oleh Wiranggaleng. Pasukan lainnya dengan strategi lainnya pula.
DI tempat lain yang jauh, Aji Usup diburu dan akhirnya dihabisi oleh pasukan berkuda milik Trenggono. Dia dibunuh hingga anak keturunannya tanpa sisa. Lim Mo Han tidak pernah terlihat kembali dan Ratu Aisah mengurung diri di dalam rumah beserta cucu dan para pembantunya.
Bagaimana kelanjutan kisahnya ?
Sampai jumpa di pekan depan Baca di Rangkas. Memasuki Bab 32: Gelar jadi Sandera. Salam pramis #seabadpram #bacadirangkas #arusbalik #pramoedyaAnantaToer



