Gelar Jadi Tawanan

Ah, lupa sudah mau sepekan lagi! Belum unggah dokumentasi foto #Bacadirangkas pekan lalu. Pekan ke-37, Rabu, 18 Juni 2025. Yups, pekan lalu kami membaca Bab 32 novel "Arus Balik" karya Pak Pramoedya Ananta Toer. Bab 32 nyeritain apa ya?

Ya, Bab 32 judulnya Gelar Jadi Sandera! Tentu saja nyeritain Si Gelar. Gelar, anaknya Idayu. Gelar yang wajahnya lebih mirip ke Syahbandar Tuban, Almasawa. Di awal Bab diceritakan bagaimana Gelar belajar naik kuda. Kepiawaiannya dalam menunggang kuda membuat Idayu khawatir dan cemas. Gelar lalu mendapat perlakuan dari warga dan teman-temannya.

Tak berselang lama Gelar dan Idayu didatangi prajurit pengawal Kadipaten yang meminta gelar untuk ikut. Idayu awalnya tidak mengizinkan, akan tetapi karena pengawal keukeuh maka direlakannya anaknya untuk dibawa.

"Kami datang membawa titah Gusti Patih."
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa, Nak. Biar aku siapkan pakaianmu."
Wanita itu masuk ke dalam dan keluar lagi membawa bungkusan kecil dan selembar kain batik dikalungkannya pada lehernya sambil berkata,
"Dan ini, Gelar, kain mak, pergunakan kalau kau kedinginan. Kau harus ingat, bapakmu tidak bisa berbuat apa-apa. Makmu pun tak bisa. Jangan kau menangis, Nak, sudah besar, hampir lima belas. Berangkatlah kau dengan doaku. Jadilah kau seorang lelaki."

Gelar lalu dibawa ke Kadipaten. Menjadi sandera. Ia lalu belajar naik kuda dan memanah. Kuda tunggangannya bernama Sultan. Gelar menjadi sandera dan pemula yang pada suatu waktu berhasil menjatuhkan prajurit Kadipaten. Berita itu membawanya menjadi terkenal. Banyak gadis berdatangan. Gelar jadi idola.

Di bagian jelang akhir ada adegan ketika Nyi Gede Kati menjatuhkan dan menghajar Sayid Habibullah Almasawa. Menarik sekali adegannya. Puas banget kami membaca dan membayangkannya.

Jumpa lusa di pekan ke-38 ya. Kita baca lagi. Daah! #BacadiRangkas#seabadpram#Museummultatuli

Follow me!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *