Perpustakaan Universitas Leiden

Menjadi pengunjung Universitas Leiden untuk waktu seminggu. Sore waktu Leiden. Nguntit Pak Amir Sidharta usai pertemuan dengan mahasiswa dan pengurus Museum Volkenkunde. Pertemuan dengan mahasiswa dilaksanakan di Perpustakaan Museum Volkenkunde. Pukul empat sore tepatnya. Kami rombongan sekira 10 orang berpisah dengan rombongan Bung Bonnie Triyana yang langsung ke Stasiun Leiden. Kami yang sepuluh orang itu keluar dari komplek museum etnografi menuju perumahan yang ada taman Rembrandtnya.

Sepanjang jalan menemukan rumah-rumah dengan emblem warna merah dan putih dengan simbol kunci dua biji menyilang. Kunci menyilang itu ternyata logo Kota Leiden. Di taman depan rumah yang sempat dihuni Rembrandt saya bersama Amir berpisah lagi dengan rombongan. Rombongan lain keliling Leiden dipandu Marion dan Bu Hasti.

Usai melewati taman Rembrandt atau entah namanya apa, saya mengikuti Amir. Kaget ternyata kami datang dari belakang KITLV. Amir menunjukan kantor KITLV dan mengambil foto saya di depan pintu masuk. Di depan kantor ada kursi dan pohon tua. Beberapa orang asyik duduk di luar. Kami jalan melintasi sungai dengan riaknya terdengar sampai atas jembatan.

Amir menuju perpustakaan Universitas Leiden saya mengikuti. Kami memasuki halaman depan perpustakaan. Sepeda di mana-mana juga lalu lalang mahasiswa. Kami menuju meja petugas. Sepasang muda mudi menjaga meja dengan layar komputer besar di depan mereka. Tepat di depan petugas perempuan Amir menyampaikan maksud ambil pinjaman buku dan saya belum punya kartu.

Waktu buka perpustakaan hampir habis. Saya dibuatkan kartu perpustakaan Universitas Leiden agar bisa masuk. Setelah menyerahkan KTP dan mengisi kertas kecil berisi nama dan alamat saya difoto. Ini seperti proses pengambilan foto KTP namun tanpa sidik jari. Mesin printer mengeluarkan kartu. Saya menerima selembar kertas berisi identitas dan kode. Saya membayar keanggotaan 10 Euro untuk seminggu.

Kami masuk perpustakaan dengan terlebih dahulu tap kartu ke gerbang. Amir menunjukan cara mengambil pesanan buku. Kartu discan dialat yang dipasang dekat loker. Alat scan menunjukan loker nomor berapa yang terbuka. Amir menuju loker dan mengambil pesanan buku. Kami menuju tengah-tengah perpustakaan. Kami di ruangan terbuka dengan atap bisa melihat langit. Amir memeriksa buku pesanannya. Saya membaca beberapa buku pesanan dia.

Hampir satu jam kami di perpustakaan. Di ruang dalam banyak mahasiswa membaca. Ada juga yang di depan komputer besar. Di ruangan terbuka di belakang meja kami empat orang asyik berdiskusi.

Saya dan Amir naik bus di depan perpustakaan. Kami menuju stasiun. Saya mampir di warung nasi Selera Anda. Memesan nasi rames. Amir langsung naik kereta menuju Stasiun Sentral. Di warung nasi ada rombongan Bu Hasti. Di luar, orang-orang duduk. Ada yang di bangku juga rerumputan. Cahaya matahari adalah kemewahan di sini. Saya mah kartu perpustakaan. Meski hanya untuk seminggu.

Leiden, 17 Mei 2022

Follow me!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *